Kanker kolorektal dapat dicegah dengan skrining rutin. Skrining rutin kanker kolorektal sangat penting untuk mendeteksi polip prakanker di usus besar atau rektum sebelum berkembang menjadi kanker, yang mempermudah pengobatan. Tes ini tidak hanya membantu deteksi dini, tetapi juga dapat mengangkat polip untuk mencegah terjadinya kanker.
Pada tahap awal, kanker kolorektal biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga hanya skrining yang dapat mendeteksinya lebih awal. Gejala baru muncul seiring perkembangan kanker.
Tanda dan Gejala Kanker Kolorektal
Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit)
Perdarahan rektal
Kelelahan terus-menerus
Nyeri perut
Penurunan berat badan tanpa sebab
Deteksi Kanker Kolorektal
Tes Feses
gFOBT (Guaiac Fecal Occult Blood Test): Tes ini mendeteksi heme, yaitu bagian dari hemoglobin dalam darah. Hasilnya bisa terpengaruh oleh makanan tertentu seperti daging merah, suplemen zat besi, atau obat tertentu. Direkomendasikan setiap 1–2 tahun.
FIT (Fecal Immunochemical Test): Menggunakan antibodi untuk mendeteksi hemoglobin secara spesifik. Tidak dipengaruhi oleh makanan, sehingga tidak memerlukan pantangan makanan sebelum pemeriksaan. Direkomendasikan setiap 1–2 tahun.
sDNA-FIT (Multitarget Stool DNA Test): Mendeteksi hemoglobin dan DNA tertentu dari sel usus yang luruh dalam feses. Direkomendasikan setiap 3 tahun.
Skrining Kanker Kolorektal dengan Visualisasi Langsung
Berbeda dengan tes feses, metode skrining ini memungkinkan dokter melihat langsung bagian dalam usus besar dan rektum, bahkan melakukan tindakan seperti biopsi atau pengangkatan polip jika diperlukan.
Berikut tiga metode utama:
Sigmoidoskopi: prosedur untuk memeriksa dan biopsi rektum, kolon sigmoid, serta kolon desenden guna mendeteksi kanker kolorektal. USPSTF merekomendasikan setiap 5 tahun atau 10 tahun dengan FIT tahunan.
Kolonoskopi: metode skrining utama untuk mendeteksi polip dan kanker kolorektal dengan memeriksa seluruh usus besar. Prosedur ini memungkinkan biopsi atau pengangkatan polip, direkomendasikan setiap 10 tahun jika normal, dan efektif menurunkan risiko kanker.
CT Kolonografi (Virtual Kolonoskopi): Menggunakan pemindaian CT untuk mendeteksi polip dan kanker di kolon serta rektum. Direkomendasikan setiap 5 tahun, dengan hasil abnormal memerlukan kolonoskopi.
Tes Darah untuk Deteksi Kanker Kolorektal
Tes darah Shield dan Epi proColon digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda kanker kolorektal dalam darah. Prosedurnya dimulai dengan pengambilan sampel darah di klinik, yang kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Tes ini mencari perubahan DNA yang dapat mengindikasikan adanya kanker atau polip prakanker.
Yuk Lakukan Skrinning Kanker Kolorektal
Setelah memahami jenis-jenis skrining kanker kolorektal, penting untuk menjalani deteksi dini yang optimal guna memilih metode yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
KALGen Innolab menyediakan layanan pemeriksaan lengkap, termasuk Tes Penanda Tumor CA 19-9 untuk mendeteksi protein abnormal terkait kanker serta OncoPANEL-Colorectal yang menganalisis mutasi genetik guna mengidentifikasi risiko herediter kanker kolorektal. Layanan ini tersedia di Jakarta Timur, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Segera hubungi Hotline KALGen Innolab untuk informasi dan jadwal pemeriksaan!
Referensi
Cancer Care - Colorectal Cancer: Understanding Risk Factors and Screening
Brown Health University - Early Detection of Colorectal Cancer is Key
National Cancer Institute - Screening Tests to Detect Colorectal Cancer and Polyps
PubMed Central - Optimal Strategies for Colorectal Cancer Screening